Home Kesehatan USAID TBPS-Kemenkes Luncurkan Program Rujukan Batuk

USAID TBPS-Kemenkes Luncurkan Program Rujukan Batuk

Jakarta, Gatra.com – Pemerintah Amerika Serikat melalui US Agency for International Development USAID (USAID) Tuberculosis Private Sector (TBPS) dan Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI), serta sejumlah organisasi profesi bidang kesehatan meluncurkan percontohan program rujukan batuk pada aplikasi SwipeRx yang dilaksanakan di Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut) pada Selasa (22/6).

SwipeRx adalah platform jejaring sosial daring untuk profesional farmasi, termasuk apoteker, asisten farmasi (tenaga teknis kefarmasian), pemilik farmasi, dan pemangku kepentingan utama lainnya di bidang farmasi. Kini, tersedia akses modul Pengembangan Profesional Berkelanjutan atau Continuing Professional Development (CPD) untuk tenaga teknis kefarmasian dalam meningkatkan pengetahuan tentang Tuberkulosis (TBC).

Sedangkan program rujukan batuk, ini merupakan fitur tambahan yang bertujuan memberdayakan tenaga kefarmasian di apotek dalam mempersingkat waktu mengidentifikasi terduga TBC dan merujuknya untuk diagnosis pada fasilitas kesehatan (faskes).

Program rujukan batuk ini dilatarbelakangi oleh sangat pentingnya peran tenaga kefarmasian dalam program nasional eliminasi TBC. Koordinator Program Tuberkulosis Kemenkes RI, dr. Imran Pambudi, MPHM, menyampaikan, berdasarkan studi patient pathway 2017, jika dilihat dari preferensi masyarakat dalam mencari pengobatan, 74% masyarakat dengan gejala Tuberkulosis (TB) mencari pengobatan awal di layanan swasta.

 "[Sebanyak] 52% mendatangi apotek atau toko obat untuk mencari pengobatan pertama kalinya," kata Imran dalam acara yang digelar secara hybrid tersebut. 

Menurutnya, angka tersebut menujukkan tingginya peran tenaga farmasi di apotek untuk deteksi dini TB pada terduga TB agar segera dilakukan rujukan untuk pemeriksaan TB di faskes. 

Kemudian, program percontohan SwipeRx e-Referral ini akan dilaksanakan selama 6 bulan, mulai Juni hingga November 2021 mendatang pada 8 kecamatan di Kota Medan.

"Kami berharap dengan dukungan tenaga kefarmasian dalam membantu identifikasi terduga TBC dan merujuk terduga TBC tersebut ke puskesmas/faskes target Kota Medan bisa tercapai," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, dr. Syamsul Nasution, Sp.OG.

Sementara itu, Ketua IAI Sumatera Utara yang diwakilkan oleh apt. Imam Bagus Sumantri, S. Farm, M.Si. selaku sekretaris Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia (PD IAI) Sumut, menyampaikan bahwa peranan apoteker sangat penting dalam aspek edukasi pasien serta pemantauan obat. 

"Ini adalah pengabdian dan pembelajaran, nantinya akan menjadi SOP [Standar Operasional Prosedur] untuk mendapatkan SKP [Satuan Kredit Partisipasi] penuh, yaitu SKP praktik, pengabdian, dan pembelajaran bagi para apoteker. PD IAI akan berpartisipasi penuh dengan membentuk Tim Monev pelaksanaan TB USAID," tuturnya.

1143