Home Kesehatan Air Susu Ibu Tambah Rasa Percaya Diri Anak

Air Susu Ibu Tambah Rasa Percaya Diri Anak

Semarang, Gatra.com – Air Susu Ibu (ASI) memiliki manfaat yang sangat besar bagi bayi. Tak hanya sekadar sebagai nutrisi makanan saat masih bayi, lebih dari itu ASI merupakan sebuah asupan emosional yang sangat bermanfaat saat bayi telah dewasa.

“Biasanya si anak ini akan lebih percaya diri. Ini ada penelitiannya,” ujar Ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Jawa Tengah Anggrahenny Ciptaning Putri saat "Live Instagram: Tantangan Menyusui di Masa Pandemi" dengan GATRA Jateng, Selasa (7/9).

Putri menjelaskan, saat memberikan ASI, bayi berada sangat dekat dengan ibunya. Situasi semacam itu, menurutnya, tidak tergantikan oleh hal apapun. “Ada kehangatan, karena nempel. Jadi saat besar, semacam selalu ada ibunya disampingnya. Sehingga rasa percaya dirinya juga ada,” jelasnya.

Semakin lama menyusui, jelas Putri, maka semakin banyak manfaat yang bisa dirasakan. Sebab, ASI selalu menyesuaikan kebutuhan bayi. Dia tak memungkiri, ada mitos, bahwa saat bayi berusia 1 tahun, maka ASI sudah encer dan kadaluwarsa.

“ASI pada bayi di usia 0-6 bulan, banyak pasokan nutrisi otak dan besarkan tubuhnya. Lalu usia 1 tahun, kandungan ASI akan lebih banyak vitaminnya. Vitamin ini sangat penting, karena bayi saat usia 1 tahun sudah mulai pegang benda-benda,” katanya.

Terkait munculnya pandemi Covid-19, Putri mengakui ada tantangan tersendiri dalam menyusui. Namun menurutnya, aktivitas menyusui tetap harus berjalan, semisal ibunya positif Covid-19, dan bayinya tidak.

“Mengacu WHO, ketika ibu positif Covid-19, namun masih mampu menyusui, misal ibunya tanpa gejala, bayinya disusuin saja. Kalau ibunya kesusahan, bisa diperah,” katanya.

Meski demikian, Putri menegaskan, ibu tetap harus menerapkan protokol kesehatan ketat. Antara lain mencuci tangan, hingga memakai masker. “Kalau dua-duanya positif, kelebihannya bisa berbarengan 1 kamar. Jadi hanya menyesuaikan. Intinya masih bisa menyusui,” jelasnya.

Jika ibunya sakit dengan gejala berat, jelas Putri, bisa dilakukan dengan model perah, atau donor. Hanya saja, hal ini harus dilakukan dengan pendampingan konselor menyusui. “Jadi saat ibunya sudah sehat dan menyusui lagi, bayinya tidak nolak,” tandasnya.

319