Home Ekonomi Risiko Ekonomi Meningkat Pascapandemi Covid-19, Wamenkeu Minta Perbankan Memperkokoh Fondasi

Risiko Ekonomi Meningkat Pascapandemi Covid-19, Wamenkeu Minta Perbankan Memperkokoh Fondasi

Jakarta, Gatra.com - Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara mengatakan bahwa pascapandemi Covid-19 terjadi pergeseran risiko yang cukup besar dari kesehatan menuju ekonomi. Terutama perubahan signifikan di tingkat global yang  membuat sejumlah ekonomi negara menjadi goyah.

"Di Amerika terjadi peningkatan suku bunga yang lebih cepat, hal itu punya efek ke seluruh dunia," ujarnya dalam OCBC NISP Business Forum di St Regis Hotel Jakarta, Selasa (21/3).

Teranyar, sejumlah bank di Amerika Serikat pun mengalami kebangkrutan seperti Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank. Menurutnya, kondisi perbankan di AS yang bergejolak itu perlu diwaspadai dampaknya oleh Indonesia.

Baca juga: Aksi Demo Buruh Tuntut Permenaker No 5/2023 Soal Pemotongan Gaji Dibatalkan

"Kita perhatikan efeknya mulai muncul, bukan hanya di AS tapi juga di tempat lain. Bagaimanapun Indonesia bagian dari konstelasi global," tuturnya.

Menghadapi situasi sektor ekonomi di negara-negara maju yang bergejolak, Suahasil meminta sektor perbankan dalam negeri untuk memperkokoh fondasi ekonomi. Dengan begitu, makro ekonomi RI bisa terus terjaga pertumbuhannya.

Seperti diketahui, tahun lalu pertumbuhan ekonomi RI terjaga di angka 5,3%. Ia menilai kinerja pertumbuhan ekonomi itu cukup kokoh di tengah badai krisis ekonomi global.

"Saya ingin ajak bank, untuk melihat terus ke dalam. Pastikan fundamental ekonomi kita kokoh dan kesiapsiagaan," imbaunya.

Baca juga: DPR Sahkan Perppu Ciptaker: Demokrat Interupsi Hingga PKS Walk Out

Presiden Direktur OCBC NISP, Parwati Surjaudaja mengatakan bahwa sektor perbankan menjadi ujung tombak perekonomian Indonesia. Ia juga membeberkan sejumlah hal dilakukan OCBC NISP untuk mendukung pertumbuhan ekonomi RI hingga menjadi negara maju.

"Banyak potensi yang bisa digali. Kami pun memfokuskan dengan memberikan inovasi layanan perbankan dan nonperbankan, meningkatkan literasi inklusi keuangan agar masyarakat bisa sehat secara keuangan. Kami juga mengadakan solusi keuangan yang terintegrasi," jelas Parwati dalam kesempatan yang sama.

56