Home Pendidikan Sokong Peran Mahasiswa Benahi Mutu Pendidikan Lewat Kampus Mengajar

Sokong Peran Mahasiswa Benahi Mutu Pendidikan Lewat Kampus Mengajar

Jakarta, Gatra.com - Mahasiswa diharapkan bisa menjadi agen perubahan pembelajaran di Indonesia. Harapan itu diembankan terkhusus pada mahasiswa yang berpartisipasi dalam program kampus mengajar.

Kampus mengajar merupakan bagian dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dimana mahasiswa akan berperan dalam berbagai inisiatif-inisiatif dalam pengembangan literasi dan numerasi di berbagai sekolah.

Kala melepas 21.045 mahasiswa Program Kampus Mengajar Angkatan 5 di 5.093 sekolah, Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, memberikan apresiasi tinggi.

Baca JugaKemendikbudristek Minta Kampus Vokasi Dukung Program Pertukaran Mahasiswa

“Menurut saya, para mahasiswa yang terlibat di Kampus Mengajar adalah yang paling berani meninggalkan zona nyaman untuk berkontribusi. Ini benar-benar luar biasa,” ujar Nadiem dalam sambutan yang disiarkan melalui kanal YouTube Kemendikbud, Jumat (17/2).

Partisipasi mahasiswa patut diacungi jempol karena sejatinya tak mudah untuk menghilangkan rasa ragu para mahasiswa untuk keluar dari kampusnya, untuk membantu para guru serta para peserta didik dalam membuat proses belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan dan memerdekakan.

Nadiem pun menyebut, para mahasiswa terlebih dahulu akan melewati beragam materi pembekalan yang komprehensif. Agar ketika sudah terjun langsung ke lapangan, para mahasiswa dapat sosok teladan bagi para pelajar dan masyarakat di tempat ditugaskan.

"Jalanilah peran tersebut dengan sungguh-sungguh, berikan yang terbaik di tempat penugasan masing-masing, dan saya tunggu cerita-cerita inspiratifnya,” pesannya.

Secara simultan, seremoni pelepasan Kampus Mengajar Angkatan 5 juga diadakan luring di 34 wilayah Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) dan Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) di Indonesia.

Baca Juga: SNPMB 2023 Coba Jembatani Perubahan Pendidikan Menengah dan Pendidikan Tinggi

Rasa tergerak untuk berpartisipasi dalam Kampus Mengajar pun hadir dalam diri dua mahasiswa asal Aceh: Tata Amanda Oktapiani dan Chusnul Al Fazan. Keduanya menjadi bagian dari Kampus Mengajar angkatan 5 yang telah terseleksi untuk berbagi inovasi pembelajaran di masing-masing sekolah penempatan.

Bagi Tata, kesempatan ini bisa menjadi saluran upaya dirinya untuk berpartisipasi meningkatkan kualitas pembelajaran di Aceh. Mahasiswa Universitas Syiah Kuala ini melihat betul bahwa problema literasi dan kemampuan membaca masih menjadi tantangan yang dihadapi pelajar sekolah di Banda Aceh.

peningkatan literasi dan kemampuan membaca ini pula yang nantinya akan jadi fokus pembenahan Tata di SD Negeri 68 banda Aceh yang menjadi sekolah tempat ia dan kelompoknya menjalani program kampus mengajar.

“Contohnya, di sekolah itu ada satu anak yang hingga kelas 3 SD belum bisa membaca. Makanya kami ingin membantu mereka mengembangkan kemampuan baca dan literasi disana,” kata Tata.

Upaya serupa pun coba dilakukan oleh Chusnul. Mahasiswa asal Universitas Muhammadiyah Aceh ini akan ditempatkan di SD Negeri 55 Banda Aceh. Di tempat tersebut, Chusnul akan mencoba menggagas sebuah pembelajaran yang lebih disukai siswa.

“Karena menurut saya, anak sekolah harus diikuti bagaimana mereka mau. Jika suka bermain, kita ajak belajar sambil bermain. Yang penting belajar jadi menyenangkan,” ujarnya.

Baca Juga: Survei Tunjukkan Program Kampus Merdeka Diapresiasi Tinggi

Sementara itu, Plt. Direktur Pendidikan Anak Usia Dini Kemendikbudristek, Komalasari, pun berharap bahwa para mahasiswa Kampus Mengajar dapat menjadi agen perubahan sebagaimana yang dibutuhkan oleh tiap-tiap sekolah.

Nantinya, para mahasiswa pun akan dibekali hasil evaluasi Rapor Pendidikan yang dapat menjadi acuan para mahasiswa dalam mengedepankan inovasi atau gagasan sebagaimana dibutuhkan sekolah tersebut.

“Rapor pendidikan ini indikator yang menjadi acuan transportasi atau pemulihan pendidikan seperti apa yang dibutuhkan oleh tiap-tiap sekolah,” jelasnya

Disisi lain, Kepala BPMP Provinsi Aceh, Muslihuddin, mengatakan bahwa pihaknya bersama Dinas Pendidikan terkait pun akan mengakomodir kebutuhan terkait Rapor Pendidikan.

Karena selain digunakan sebagai pemetaan mana-mana saja sekolah yang butuh sentuhan mahasiswa untuk dilakukan transformasi dan pemulihan pendidikan, rapor pendidikan juga akan bermanfaat bagi mahasiswa yang sebelum terjun langsung ke lapangan.

“Agar para mahasiswa ini tahu kebutuhan-kebutuhan apa yang perlu ditingkatkan di masing-masing sekolah. Supaya inovasi pembelajaran itu tepat sasaran,” bebernya.

148